Jumat, 08 Januari 2010
Mencintai Keluarga Nabi Mencintai Keluarga Nabi Oleh: Sayyid Abdul Qadir Umar Mauladdawilah Dari Abi Humaid As-Sa’idi radhiyallahu’anhu, beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam, “Ya Rasulullah bagaimana cara kami membaca shalawat kepadamu?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bacalah: Ya Allah, mudah-mudahan engkau selalu mencurahkan shalawat kepada Muhammad, para istri dan keturunannya” Setelah meneliti dalil-dalil Al-Qur’an maupun hadis, Asy-Syeikh DR. Muhammad Abduh Al-Yamani menyimpulkan bahwa keluarga Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam terdiri dari Fatimah, Ali, Hasan, Husein dan para keturunannya. Sedangkan istri Rasulullah juga merupakan keluarga Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdasarkan keumuman ayat Al-Qur’an serta konteks hadis. Sebagaimana dalam hadis tentang anjuran membaca shalawat kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam, istri dan keluarga beliau. Dari Abi Humaid As-Sa’idi radhiyallahu’anhu, beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam, “Ya Rasulullah bagaimana cara kami membaca shalawat kepadamu?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bacalah: Ya Allah, mudah-mudahan engkau selalu mencurahkan shalawat kepada Muhammad, para istri dan keturunannya”. Selanjutnya anjuran untuk menghormati dan memuliakan keluarga Rasulullah beserta keturunannya adalah perintah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam. Sebagaimana dalam hadis: Dari Abi Sa’id al-Khudri, beliau berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, Sesungguhnya aku tinggalkan untuk kalian dua wasiat, Kitabullah (Al-Qur’an) dan keluargaku”. Dalam riwayat lain disebutkan: “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal, selama kalian berpegang teguh dengan dua hal tersebut, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Yang pertama adalah Al-Qur’an dan yang kedua adalah keturunanku (ahlil baitku). Sungguh keduanya tak akan terpisahkan selamanya hingga mereka datang kepadaku di telagaku kelak.” Keturunan rasul atau juga disebut ahlul bait selalu berjalan seiring dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Mereka tidak pernah segaris pun meyimpang dari Al-Qur’an dan Al-Hadis. Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, seorang tokoh panutan bani ‘alawi, berkata tentang keturunan rasul ini “Mereka adalah para kaum yang telah diberi hidayat oleh Allah, mereka telah beruntung dengan karunia Allah, mereka tidak pernah bertujuan kepada selain Allah dan mereka selalu berjalan seiring bersama dengan Al-Qur’an.” Maka sudah sepantasnya bagi kita segenap umat Islam untuk mencintai dan menghormati mereka para keluarga Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam beserta keturunannya. Yang kecintaan ini sudah diteladankan dan menjadi tradisi para ulama yang telah mengamalkan ilmunya dan para auliya’ Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka selalu menghormati, mencintai serta berpegang teguh kepada keluarga Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam. Meskipun begitu apabila kita menemukan dari keturunan rasul yang menyimpang, sebagai bentuk rasa cinta kepada mereka kita wajib beramar ma’ruf nahi munkar. Al-Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri membedakan antara ta’dhim dan amar ma’ruf nahi munkar. Terhadap para dzuriyat rasul kita memang dianjurkan untuk ta’dhim, tetapi jika mereka melakukan kesalahan perlu diingatkan. Jika tidak maka kita ikut berdosa karena tidak beramar ma’ruf nahi munkar! (Sumber : http://pondokhabib.wordpress.com/about/mencintai-keluarga-nabi/ Kita telah mendengar bagaiamana penilaian syiah yang sangat negatif penuh cacian kepada para sahabat dan istri Rasulullah Saw, namun dalam lingkunagn yang haq, yakni ahlussunah, justeru keutamaan dan kemuliaan ahlil bait nabi diriwiyatkan oleh para sahabat dan istri2 RasulullahSaw, ini buktinya : I. Sayyidah Fatimah dimata ibu tiri beliau, Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah binti Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.anhuma. Diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah binti Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.anhuma ditanya :”Siapakah orang yang paling dicintai Rasulullah Saw? Fatimah, jawab beliau. Ditanyakan pula:”siapa dari laki-laki yang paling dicintai Rasulullah Saw? Aisyah menjawab : Suaminya. Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah berkata :”Tidaklah kulihat seorang yang lebih fasih bicaranya darai pada Fatimah, kecuali orang yang menjadi ayahnya.” (H.R Hakim) Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah r.anha menceritakan :”Semua istri Nabi Saw sedang berada di dekatnya. Saat itu Fatimah datang. Ia berjalan persis seperti jalannya Rasulullah Saw. Ketika melihatnya, beliau menyambutnya seraya berkata:” Selamat datang putriku.”. Beliau mendudukannya di sebelah kanannya atau di sebelah kirinya. Kemudian beliau berbisik kepadanya hingga ia menangis dengan keras. Nabi Saw berbisik kepadanya untuk kedua kalinya hingga Fatimah tertawa. Maka aku berkata kepadanya : Rasulullah Saw mengkhususkanmu di antara keluarganya dengan rahasia. Ketiak Rasulullah Saw berdiri, aku bertanya : Apa yang dikatakan kepadamu? Fatimah menjawab : Aku tidak akan menyiarkan rahasia Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw wafat, Aisyah kembali menanyakan tentang bisikan itu. Fatimah pub akhirnya menceritakannya : “Waktu berbisik kepadaku yang pertama kalinya, Beliau menceritakan biasanya Jibril memeriksa bacaan al-Qur’an hanya sekali dalam setahun. Tapi sekarang Jibril memeriksa bacaannya dua kali dan ia rasa ajalnya sudah dekat. Maka takutlah kepada Allah dan sabarlah, karena aku adalah sebaik-baik pendahulu bagmu, pesan Nabi”. Mendengar pengakuan itu, aku (Fatimah) pun menangis sebagaimana engkau lihat. Ketika melihat aku sewdih karena hal itu, beliau berbisik kepadaku untuk kedua kalinya seraya berkata :”Hai Fatimah, tidak kah engkau suka menjadi pemimpin wanita-wanita mu’minb atau pemimpin wanita-wanita ummat ini? Maka akupun tertawa seperti yang engkau lihat. (Muttafaq alaih, dan lafaznya adalah riwayat muslim). Begitulah keutamaan Sayyidah Fatimah r.anha, seorang anak kesayangan Rasulullah Saw, ibu dari para keturunan Beliau. Kita tidak akan mengetahui kalau Sayyidah Fatimah adalah pemimpin wanita-wanita beriman kalau bukan dari informasi (riwayat) dari istri kesayangan Beliau, yakni putri Sayyidina Abu bakar ash-Shiddiq, Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah r.anha. Namun bagaimana penilaian SYIAH terhadap Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah ash-Shiddiqah r.anha????? Dalam kitab syiah Ihtiyar Ma’rifat ar’Rijal karya ath-Thusi yang mereka sandarkan kepada Ibnu Abbas :”Kamu tak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan Rasulullah Saw”. Begitulah penilaian SYIAH terhadap para istri Rasulullah Saw, khususnya Sayyidah Aisyah. Kita jadi bertanya-tanya, begitu bathilnya dan kufurnya ajaran syiah ini, secara tidak langsung sama saja menuduh Rasulullah Saw tidak becus memilih istri-istri ternyata mereka adalah para pelacur. Bagaiamana Beliau bisa jadi teladan, memilih istri saja tidak bisa. Khasya, inlah nampak kekufuran dan keyahudian ajaran syiah yang teramat membenci Rasulullah Saw, mereka tidak mungkin terang-terangan menyerang Rasulullah Saw, tp mereka menohok Rasulullah secara halus, biar mereka bisa berkelit. Dan kita ahlussunnah yakin dan seyakin-yakinnya riwayat syiah di atas palsu, yang mereka sandarkan kepada ucapan Sayyidina Abdullah bin Abbas r.anhuma (anak paman Rasulullah Saw), dan karena memang para kaum SYIAH (penganut agama Ibnu Saba’) ini memang ahli mebikin-bikin riwayat untuk menopang akidah yahudi mereka. Dan menurut riwayat yang shohih, istri Rasulullah Saw yang bernama Ummul Mu’minin Sayyidah Maimunah r.anha adalah bibi Abdullah bin Abbas Dari sini aja sudah jelas, kalau SYIAH adalah MADE IN YAHUDI. II. Sikap Abu Hurairoh r.anhu kepada Sayyidina Husin r.anhu (cucunda Rasulullah Saw. Sayyidina Husin mengantarkan jenazah seseorang hingga berdebu kedua kakinya. Melihat itu, Abu Hurairoh membersihkan tanah dari kedua kakinya. Sayyidina Husin bertanya:”Kenapa engkau lakukan ini? Abu Hurairoh menjawab :”Demi Allah, seandainya orang-orang mengetahui darimu seperti yang aku ketahui, niscaya mereka akan memikulmu di atas pundak mereka. Demikian lah sikap Sayyidina Abu Hurairoh terhadap Cucunda Rasulullah Saw, Sayyidina Husin r.a. namun bagaimana sikap para pengaku pengikut Sayyidina Husin saat ini kepada Sayyidina Abu Hurairoh???? Penuh kritikan yang tidak berdasar dan tanpa ilmu hny demi menopang aqidah sesat mereka yang berhaluan Yahudi sentris. AHLUL BAIT DI MATA PARA SAHABAT R.A Telah diketahui secara umum bahwa para khulafa ar rosyidin yang empat adalah mertua dan menantu Rosulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam, Abu Bakr dan Umar radhiyallahu ‘anhuma memiliki kemuliaan yang lebih dimana Rosulullah menikahi putri-putrinya: Aisyah dan Hafshoh, sedang Utsman dan Ali radhiyallahu ‘anhuma juga mempunyai kemuliaan yang lebih dimana mereka menikahi putri-putri Rosulullah. Utsman menikah dengan Ruqoyyah dan setelah ia (Ruqoyyah) meninggal dunia kemudian menikah dengan saudaranya yakni Ummu Kultsum, sehingga Utsman digelari "Dzunnuraini". Adapun Ali menikah dengan Fatimah radhiyallahu ‘anha. Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Ali radhiyallahu ‘anhu, "Demi yang jiwaku ada di genggamanNya, aku lebih menyukai untuk menyambung (silaturrahmi) dengan keluarga Rosulullah daripada keluargaku sendiri." (HR Bukhori no 3712). Dalam riwayat lain no 3713, beliau berkata, "Jagalah Rosulullah dan ahli baitnya" bahkan pernah pada suatu hari setelah beliau menunaikan shalat ashar, ia melihat Hasan bermain dengan anak-anak seusianya lalu beliaupun memanggulnya di atas pundaknya. (HR Bukhori no: 3542). Umar ibnul Khattab ketika ditimpa kemarau ia mendatangi Abbas bin Abdul Muthallib bertawassul -meminta do’a darinya- (HR Bukhori no: 1010 dan 3710). Bertawassulnya beliau kepada Abbas adalah karena hubungan keluarganya dari Rosulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam, sehingga beliaupun berkata dalam tawassulnya, "Sesungguhnya kami bertawassul kepadaMu dengan paman Nabi kami." Dalam kesempatan lain ia pernah berkata kepada Abbas radhiyallahu ‘anhu, "Demi Allah keislamanmu pada hari engkau masuk Islam lebih aku cintai / sukai daripada Islamnya Khattab jika dia masuk Islam, karena keislamanmu lebih disukai oleh Rosulullah daripada keislaman Khattab." (Tafsir Al Qur`anul Adzim: 4/116). Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, "Aku tidak pernah melihat seorangpun yang paling mirip perangainya dengan Rosulullah, baik saat berdirinya maupun saat duduknya selain dari Fatimah binti Rosulullah." (HR Abu Daud no 5217, Tirmidzi no 3872). Para pembaca, sangatlah banyak riwayat-riwayat dan atsar para sahabat, para tabi’in, serta tabi’it tabi’in dan ahlil ilmi yang menunjukkan akan kecintaan, penghormatan, dan pengagungan mereka terhadap ahlul bait Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan demikian kaum muslimin ahlussunnah wal jama’ah semua bersepakat untuk mencintai dan mengagungkan para sahabat dan ahlul bait Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, berlepas diri dari sikap ekstremnya dan kedholimannya kaum Rafidhoh, Bathiniyah, Ismailiyah, dan Itsna Atsariyah dari kalangan Syi’ah serta Khowarij terhadap para sahabat dan ahlul baitnya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wal ‘ilmu ‘indallah. Sumber: Buletin Al Wala’ Wal Bara’ Bandung Edisi ke-47 Tahun ke-1 / 07 November 2003 M / 12 Ramadhan 1424 H FAKTA Ini adlh sbgian dari kutipan al-shia.org Dalam kitab Mukhtasharu Tarikh Dimas.yq 19 hal. 198 disebutkan dengan nama: Umar bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, ikut bersama pamannya dalam perjalanan beliau ke Irak. Beliau termasuk salah seorang yang dibawa ke Damaskus bersama Ali bin Al-Husain as. Beliau memiliki seorang anak bernama Muhammad, tapi sayang, keturunannya hanya sampai di sini. Beliau juga dikenal sebagai orang yang rajin beribadah dan orang yang shaleh. Seorang anak yang belia dengan wajah bak bulan purnama mendadak keluar dari barisan Al-Husain as. dan bertempur dengan sengit. Dia adalah Qasim bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, saudara kandung Abu Bakar bin Al-Hasan yang gugur terlebih dahulu. ( Rujuk, Maqatilu Al-Thalibiyyin hal. 50 ). ------------------- Jadi nama Abu Bakar dan Umar dijadikan nama anak dari para ahlul bait Nabi SAW.. mngkin kgk sih memberi nama anak mirip ama nama rang nyang dibencinya?? Pastinya para ahlul bait Nabi SAW mencintai Sayyidina Abu Bakar ra & Sayyidina Umar ra... krn Nabi SAW pun mencintai keduanya trlebih kpd Sayyidina Abu Bakar ra... maka prhatikanlah... wahai nyang pnya akal !!!! Imam 'Ali Zainal 'Abidin Beliau dikenal sebagai seorang yang taat beribadah kepada Allah, selalu taat dan berkhidmah di hadapan-Nya, beliau berpaling dari apapun selain-Nya, senantiasa giat melakukan amal perbuatan juga hati dan anggota tubuhnya senantiasa khusyu’ dan tunduk kepada Allah karena beliau sangat mengenal Allah dan takut kepada-Nya. Inilah sifat-sifat Imam Ali Zaenal Abidin putera Imam Husein bin Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra yang diberi julukan Abul Husein atau Abul Hasan dan beliau juga diberi gelar As Sajjad (Orang yang banyak bersujud). Beliau dilahirkan di kota Madinah tahun 33 atau 38 H dan beliau meninggal disana pada tanggal 18 Muharram tahun 94 H, beliau dimakmakan di Baqi’ yang kala itu beliau masih berumur 57 atau 58 tahun, tepatnya di Qubah Abbas bersandingan dengan pamannya Al Hasan bin Ali ra. Beliau adalah seorang tabi’in yang agung, Imam yang besar, beliau meriwayatkan hadits dari ayahnya, dari pamannya Al Hasan, Jabir, Ibnu Abbas, Miswar bin Makhromah, Abu Hurairah, Sofiyah, Aisyah, Ummu Salamah dan para Ummahatul Mukminin lainnya, beliau adalah pengganti ayahnya dari segi keilmuan, zuhud dan ibadah, bahkan para ulama kala itu telah bersepakat akan kebesaran beliau dalam segala hal. Yahya Al Ansori berkata : “Beliau adalah sebaik-baik Bani Hasyim yang pernah aku lihat.” Az Zuhri berkata : “Aku tidak pernah mendapati di kota Madinah seseorang yang lebih utama dari beliau.” Hammad bin Zaid berkata : “Beliau adalah seorang Hasyimi yang terbaik yang pernah ada di kota Madinah.” Dalam sehari semalam beliau melakukan shalat sebanyak seribu rakaat, bila berwudhu untuk shalat raut muka beliau berubah, beliau ditanya mengenai hal ini, dan beliau menjawab : “Apakah kalian sadar aku akan berdiri di hadapan siapa?” Beliau lebih senang bila tidak ada orang yang menolong beliau mempersiapkan alat bersucinya, beliau menimbanya lalu menutupinya sebelum tidur, beliau tidak pernah meninggalkan bangun malam baik dalam kota maupun di perjalanan Suatu kali beliau keluar dari masjid lalu ada seorang lelaki yang berpapasan dengannya dan mengejeknya dengan ejekan yang sangat kotor, sehingga budak dan para pembantu beliau ingin menghajarnya tetapi beliau melarang mereka seraya berkata : “Jangan tergesa-gesa terhadapnya,” lalu beliau menoleh ke arahnya dan berkata : “Aib kami yang masih tertutup olehmu lebih banyak lagi, apakah engkau membutuhkan sesuatu yang bisa kami bantu?” Lelaki itu malu, hingga beliau mengenakan selendang yang beliau pakai kepada orang itu dan menyuruh agar lelaki itu diberi hadiah seribu dirham lebih, tak ayal lagi lelaki itu berkata : “Aku bersaksi bahwasannya engkau termasuk keturunan rasul.” Ketika beliau meninggal dunia, orang-orang mendapati beliau telah menafkahi dua ratus keluarga, bahkan beliau memikul tempat makanan itu sendiri di malam hari kemudian menyedekahkannya kepada kaum fakir miskin di kota Madinah, beliau mengatakan : “Sesungguhnya bersedekah secara rahasia dapat memadamkan kemurkaaan Tuhan.” ANALOGI Sebagai perbandingan : 1. Syiah punya aqidah bahwa ahlil bait Nabi hanya Imam yang 12, sedangkan yang selain mereka walaupun dari jalur Sayyidina Hasan maupun jalur Sayiidina Husin yang lain bukan ahlil bait Nabi, begitu juga para Ummahatul mu'minin (istri-istri Rasulullah Saw) mereka disqualifikasi. Ahlil bait versi syiah adalah pandang bulu, hny keturunan husin sampai Muhammad bin Hasan al-Askari saja 2. Sunni berpendapat (pendapat yang haq) bahwa ahlil bait nabi itu meliputi istri-istri Rasulullah Saw, putra-putri beliau, dan seluruh keturunan Hasan dan Husin sampai hari kiamat.

1 komentar:

elfan mengatakan...

Dlm Al Quran yang menyebut 'ahlulbait', rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.

1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan kebrkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah isteri dari Nabi Ibrahim.

2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: 'Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu 'ahlulbait' yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?

Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah Ibu Nabi Musa As. atau ya Saudara Nabi Musa As.

3. QS. 33:33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu 'ahlulbait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya".

Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW. Sedangkan sesudah ayar 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. isteri plus anak-anak beliau.

Coba baca catatan kaki dari kitab: Al Quran dan Terjemahannya, maka ahlulbaik yaitu KELUARGA RUMAHTANGGA RASULULLAH Berarti kel Saidina Muhammad SAW yg seharusnya, kedua orang tua beliau, tapai keduanya belum Muslim dan sudah meninggal, diri saidina Muhammad SAW sendiri, atau saudara kandungnya (tapi beliau anak tunggal), isteri-isterinya, anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan, sayangnya anak beliau yang lelaki tak ada yang sampai besar, tidak meninggalkan anak keturunan.
Oleh karena itu, keturunan Bunda Fatimah, Hasan, Husein dan lainnya yg perempuan ya tidak lagi masuk ahlul bait krn. nasabnya Saidina Ali bin Abi Thalib. Krn Al Quran hanya mengenal nasab dari laki-laki kecuali Isa bin Maryam (QS. 33:4-5)

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
أبـــــــــــــــــــــــــو عـــــــــــــــــــــــــــــمار
Sedan Rembang, Jateng, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Blog Arcife